KOLOMACEH.COM | NAGAN Raya – Pelaku indistri di Nagan Raya mengalami kerugian akibat buruknya pelayanan Perusahaan Listrik Negara(PLN) yang tidak mampu mengendalikan kerapnya terjadi pemadaman.
Salah satu pelaku usaha Kilang Padi terbesar di Nagan Raya mengungkapkan, akibat yang dialami dari kerapnya mati listrik yang tidak terjadwal sejumlah kerugian dialami dirinya, baik kerusakan terhadap peralatan pabrik pengolah padi maupun produksi yang terganggu.
“mesin sering rusak, meski bisa diperbaiki namun sudah tidak sempurna” Ungkapnya
Aris Wandi, Pemilik Kilang Padi Rizki Perkasa, kepada awak media, Kamis 2 Juli 2020, mengungkapkan bahwa selama beberapa pekan belakangan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah dari kejadian tersebut, mulai hangusnya padi hingga mencapai 5 ton yang sedang dipanaskan di oven milik pabriknya hingga kerusakan sejumlah komponen motor penggerak mesin.
Dari kerusakan komponen mesin dia mengaku sudah puluhan kali harus mengganti peralatan agar terus berproduksi, namun demikian akibat seringnya terjadi mati listrik dia juga mengungkapkan, proses produksi juga terhenti mengingat mesin harus dilakukan pembersihan setiap kali mulai dihidupkan, dari situ dia mengungkapkan membutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua jam dan itu mengurangi angka produksi dari 6 ton sampai 12 ton beras.
“pengaruh juga pada produksi, seharusnya normal bisa 60 ton sehari, namun karena proses menghidupkan mesin kembali butuh waktu dan ada pembersihan sebelum dimulai” sebut aris.
Aris mengatakan, sedikitnya jika normal Kilang padi miliknya bisa berproduksi hingga 60 ton beras per hari, namun karena adanya gangguan listrik yang bersumber dari aliran PLN membuat produksi tidak normal dan dia harus menanggung kerugian, dari situ bisnis yang dijalankan bisa berpengaruh juga kepada penghasilan puluhan buruh yang bekerja di pabrik miliknya.
Dia juga mengatakan, yang sangat membuat tidak nyaman karena pemadaman tidak terjadwal dan tidak adanya pemberitahuan bahkan yang membuat jengkel karena tidak adanya solusi yang diberikan pihak PLN setelah dibuat pengaduan, dia juga mengatakan telah menghubungi langsung manajemen PLN agar adanya solusi terkait pelayanan tersebut.
Aris juga meminta agar PLN memberikan pelayanan khusus kepada pelaku industri, tidak hanya miliknya hal ini bisa menjamin keberlangsungan industri dimana disitu juga menampung pekerja lokal untuk mencari nafkah.
Selain itu kekecewaan terhadap pelayanan dialaminya saat menghubungi pihak PLN baik dari PLN Jeuram maupun manajemen PLN Simpang Peut Nagan Raya, bahkan dirinya pernah di suruh hubungi Call center.
“Pernah saya menghubungi, namun tidak ada solusi bahkan disuruh hubungi call center, mereka lepas tanggung jawab,” Kata Aris
Sementara itu, Taufik, Manager ULP Jeuram yang dikonfirmasi melaui telepon mengatakan pemadaman yang terjadi karena ada gangguan alam dan pihaknya sudah turun langsung ke lokasi untuk mencari solusi, namun terkait sering terjadinya gangguan alam pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak manejemen PLN yang ada di meulaboh untuk dilakukan pembenahan.
Dari kejadian tersebut dia juga mengakui selama sebulan terakhir kerap terjadi gangguan alam, setidaknya tercatat ada 12 kali gangguan dari tanggal 20 Juni hingga 1 Juli 2020.
“Di alat kita terecord dari tanggal 20 sampai tanggal 1 sebanyak 12 kali, dan gangguannya tidak lebih dari lima menit,” jelasnya
Namun terkait prioritas dan menjamin keberlangsungan pelaku industri di Nagan Raya, pihak manajemen PLN di Nagan Raya juga belum ada solusi dan akan diupayakan berkoordinasi dengan PLN KP Meulaboh.
“Saya selaku pihak PLN tentu berkomitmen menjaga pelanggan, terkait keluhan – keluhan ini nanti kami akan melakukan koordinasi ke pihak diatas untuk dibicarakan lebih lanjut,”tutupnya.[]
Penulis : Rusman